Harga Gas Mahal Karena Trader 'Bodong'

Harga Gas Mahal Karena Trader 'Bodong'
Ilustrasi
EKONOMI (RA) - Jakarta, Energy Wacth Indonesia (EWI) menilai, tingginya harga gas di Indonesia lantaran karena trader bodong, yang mana para trader ini sama sekali tidak memiliki fasilitas pipa namun bisa mempengaruhi harga gas. 
 
Direktur Eksekutif EWI Mamit Setiawan mengatakan, salah satu trader yang membuat harga gas di Indonesia ini mahal adalah para trader yang bermodalkan kertas, dalam hal ini mendapatkan kuota gas.
 
"Yang mereka punya dengan mengandalkan kouta saja lantas dijual lagi kepada PGN atau Pertagas baru ke end user (konsumen) maka harga akan naik," kata Mamit kepada Okezone, Jakarta, Minggu (9/10/2016). 
 
Harga gas untuk industri di Indonesia saat ini mencapai USD9,5 per mmbtu. Bahkan, harga gas disebut mencapai USD11 sampai USD12 per mmbtu. Mamit melanjutkan, tingginya harga gas pada hulu juga menjadi salah satu dari banyak penyebab tingginya harga gas di Indonesia. 
 
"Harga gas kita masih cukup mahal dibandingkan negara lain karena banyak hal. Salah satunya yaitu banyaknya trader yang bermodalkan kertas," tandasnya. Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan target kepada para menteri sektor ekonomi untuk menetapkan harga gas untuk industri menjadi di bawah USD6 per mmbtu, dari yang saat ini sekitar USD9,5 per mmbtu. 
 
Presiden Jokowi menugaskan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk segera menyelesaikan selambat-lambatnya pada akhir November 2016. (okezone.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index